Thursday, January 26, 2017

Dilema

judulnya postingan hari ini agak-agak dangdut-sinetron gimana gitu yaa heheheh,, tapi ini kata yang paling cocok untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini,, hahahahah

dilema emak-emak, dilema jati diri antara emak full time atau emak part time :D
udah banyak banget nget pasti blog yang membahas soal hal ini ya,, dan banyak juga pro kontra mengenai hal tersebut. aku di sini tidak bermaksud mendukung atau pun tidak mendukung salah satu pilihan para emak ya,, di sini aku dalam posisi sedang merasakan kedilemaan tersebut berkecamuk :p

mohon maaf untuk siapa pun yang mungkin membaca, mungkin tidak setuju, tidak suka dengan istilah emak full time dan emak part time yang aku sebut di atas tadi. ini hanya istilah yang aku pakai untuk menyampaikannya secara mudah, menyederhanakan, versi aku. mungkin versi yang lain bisa berbeda tergantung simplifikasi, personifikasi, hiperbolafikasi, masing-masing, hehehehehe.

berdasarkan obrolan dengan berbagai teman-teman yang saat ini dalam posisi seperti aku, yaitu working mom (emak part time :p) setiap orang mempunyai pandangan, pilihan, dan pertimbangan masing-masing atas peran yang dijalani saat ini. intinya, apa yang sudah dipilih harus dijalani dengan ikhlas, tulus, tanpa keraguan ataupun penyesalan. tapi dasarnya aku si mantan anak manja (sekarang jadi emak manja :p) yang belum juga dewasa di usia dewasa ini, masih saja ada dilema dan keraguan atas apa yang saat ini dijalani.

aku masih punya perasaan bahwa aku takut menyesali pilihanku untuk tidak setiap hari sepanjang waktu mendampingi Adiva (emak full time). setiap sore sepulang kantor, aku memeluk Adiva, menatap matanya, sambil membayangkan, memperkirakan, apa saja yang dia jalani seharian saat aku di kantor.. yaa sebetulnya sih pasti secara garis besar ya gitu aja ya, bangun tidur-sarapan-mandi-main-nonton-tidur siang-makan siang-main-mandi sore-sampe akhirnya ketemu lagi sama aku (sang mama). tapi hampir selalu ada perasaan kehilangan dalam diri aku, bahwa aku melewatkan masa-masa rutinitas itu. tapi membayangkan full seharian bareng 7 days a week juga aku masih ragu apakah aku mampu menemaninya terus dengan penuh semangat, atau aku bahkan nanti malah akan lebih sering terhanyut sendiri dengan gadget sementara anakku dibiarkan nonton tv :(

jauh dalam hati kecilku, aku ingin bisa mendampingi Adiva full time. setiap pagi akan berangkat ke kantor, selalu ada rasa bersalah terbersit dalam hatiku, saat mencium pipi Adiva, melambaikan tangan padanya, ada sedikit perih di hati ini. aku yakin semua Ibu merasakannya, berat saat meninggalkan buah hatinya, namun itulah pilihan yang sudah diambil dan dijalani dengan segala konsekuensinya. tapi balik lagi seperti yang suda kusebut di atas, bahwa aku si emak yang belum dewasa ini belum mampu mempertanggungjawabkan konsekuensi atas peran yang dijalani. masih takut menyesal, nanti saat tanpa terasa Adiva sudah besar, ternyata begitu banyak hak waktu yang seharusnya bisa aku berikan untuk Adiva ternyata tidak aku berikan, dan aku sendiri yang merasa menyesal, kehilangan momen-momen indah kebersamaan dengan Adiva kecil.

di tengah dilema ini, semangatku untuk bekerja di kantor juga semakin menurun. rasanya aku tidak sehebat teman-teman working mom yang lain, yang bisa balance menjalani peran mom dan workingnya dengan baik. aku malah tidak bisa menjaga kedua-duanya. saat di rumah aku kepikiran dengan tugas-tugas di kantor. saat sedang di kantor, aku kepikiran Adiva di rumah.

sebetulnya hampir setahun yang lalu aku sudah sempat mengajukan resign dari tempatku bekerja, dengan niatan ingin fokus mendampingi Adiva, mengikuti hati kecilku. namun berbagai kondisi masih menempatkanku di posisi ini sampai saat ini. tanpa terasa hampir setahun berlalu dari saat itu, dan masih saja belum ada keyakinan dalam diri aku untuk terus menjalani peran saat ini. keraguan untuk terus bekerja masih terus kurasakan, keinginan untuk mendampingi Adiva di rumah pun terussss bertahan. istikhoroh sudah (baru 1x heheh). sharing dengan suami dan orang tua sudah. namun hasil sharing tersebut tidak ada yang benar-benar membulatkan tekadku pada salah satu pilihan. suami yang mendukung aku resign, namun tidak secara tegas memintaku, karena dia tipe demokratis yang menyerahkan pilihan pada diriku. sementara mama yang berharap aku terus bekerja. ini masih jadi pertimbangan berat untukku.

bismillahirrahmanirrahim,, nanti aku coba istikhoroh lagi. semoga Allah semakin menguatkan niat, pilihan, dan tujuanku.. Aamiin

mama sayang Adiva :*:*












Wednesday, January 25, 2017

Adiva Zakiyah Khairunnisa

2 tahun 3 bulan yang lalu, kurang lebihnya sejak terakhir blog update, lagi-lagi banyakkk kisah yg skip untuk diabadikan di blog ini :D terakhir update menceritakan soal kehadiran "kacang kecil" di rahimku, sebentuk mungil calon kehidupan yang Allah percayakan untuk dititipkan padaku dan Mas..

saat ini, 2 tahun 3 bulan kemudian dari saat itu, aku ingin menyambung kisah yang terlewatkan..
sejak saat itu, si "kacang kecil" terus bertumbuh dan berkembang dengan sehatnya,, Alhamdulillah.. dan saat ini si "kacang kecil" sudah menjadi putri kecilku yg Masya Allah, Subhanallah, begitu mambahagiakan keluarga kecil kami..

Adiva Zakiyah Khairunnisa.. Serangkai nama yang kami (aku dan Mas) siapkan untuk si putri kecil,, dengan seluruh harapan dan doa terbaik untuknya,, semoga dirimu tumbuh menjadi pribadi yang baik, sholehah, cerdas, dan disayangi oleh banyak orang di sekitarmu, aamiin YRA..

2 garis merah :')

Rasanya baruu sekejap mata dari saat pertama kali aku melihat 2 garis merah di suatu pagi itu.. 2 garis merah yang saat itu menghadirkan berbagai rasa : bahagia, haru, sedih, bingung, khawatir, menjadi satu. Bahagia dan haru tentunya karena menanti hadirnya si buah hati pengisi masa depan keluarga kami,, sedih, bingung, dan khawatir, karena belum yakin akan kemampuan diri untuk bisa menjadi orang tua yang baik, yang mampu mendidik, membesarkan, menanamkan nilai-nilai, kepribadian, dan karakter terbaik untuknya..

kiss kiss bumil ndut

11 Juni 2015 menjelang pukul 10 pagi, putri kecilku lahir ke dunia ini,, disambut oleh kebahagiaan dan keharuan kami-aku, Mas, dan Mamaku yang saat itu secara langsung mendampingi proses kehadirannya :') Alhamdulillah keinginan menjalani persalinan didampingi suami bisa terwujud, terimakasih untuk Mas yang mendadak langsung terbang malam dari Surabaya ke Jakarta, dan langsung melanjutkan perjalanan ke Bandung, hingga sampai di ruang bersalinku menjelang Subuh :)
Maafkan aku yang memaksa Mas untuk segera datang saat itu, padahal kondisi Mas lagi cukup sulit akses :D Tapi Mas juga senang kan bisa melihat langsung puteri kecilnya yg cantik sesegera mungkin ;)


Welcome Adiva :')

Mengingat proses persalinan Adiva yang saat itu rasanya begitu "waw" tapi setelah mendengar berbagai cerita persalinan teman-teman lainnya, rasanya jadi begitu mudah,, Alhamdulillah,,Adiva ku memang tidak pernah merepotkanku sejak dalam kandungan. Semasa kehamilan aku tidak pernah merasakan mual-morning sickness, ngidam-ngidam yang aneh-aneh, dll. Bahkan flek pun cuma pernah kejadian 1x dan sangat minor,, Adiva tau kalau Ayahnya jauh, dan mamanya tinggal di pelosok Karaha, jauh juga dari orangtua makanya gamau bikin repot mamanya :') kiss kiss sayaang Adiva :*:*

Kini tanpa terasa Adiva sudah berusia 1 tahun 7 bulan. Sedang senang-senangnya main, sedang banyak makannya, sedang terus bergerak dan bereksplorasi tanpa lelah, gamau diajak tidur, hihihi, pokoknya lagi aktiiiiiiiiiiiiff sekali, Alhamdulillah.. Aku sungguh bahagia dengan kehadiran Adiva dalam hidupku. Bahagia bukan berarti tak ada lelah dan air mata dalam perjalanan bersama Adiva ya, hehe, apalagi bagi aku yang dulunya anak cukup manja dan selalu disediakan segala kebutuhannya oleh Mama, begitu punya anak, cukup shock dengan betapaaa bergantungnya anak padaku. Betapa aku harus selalu siap kapan pun tanpa lelah untuk berada di sampingnya, menjaganya,, Aku akui saat itu aku merasakan kesulitan dan keraguan akan kemampuan diriku untuk menjadi Ibu,, padahal aku mendapat bantuan Mama selepas melahirkan dan cuti 3 bulan, namun aku tidak terhindarkan dari Baby Blues,, aku sangat sensitif pasca melahirkan, sehingga saat itu aku cukup merunyamkan hubungan dengan orang-orang terdekat di sekitarku, maafkan aku ya Mama dan Suamiku..

Hingga saat ini, aku masih terus belajar untuk meningkatkan kualitas diriku untuk bisa menjadi Ibu yang baik untuk Adiva, dan Istri yang baik untuk suamiku.. Mendampingi putri kecil yang sedang cepat-cepatnya belajar, menyerap berbagai hal di sekitarnya, meniru berbagai perilaku, aku berkewajiban terus belajar juga untuk memperbaiki diri, sehingga yang akan Adiva tiru bukan perilaku-perilakuku yang tidak layak untuk ditiru,, semoga aku bisa terus belajar dan belajar

Alhamdulillah kehadiran Adiva membuat keluarga kecil kami begitu bahagia,, setiap hari selalu ada warna indah baru yang terlukis dengannya, selalu ada mata indah itu menatapku, memanggilku Mama, memanggil suamiku Ayah, rengekan manjanya, tangisnya saat apa yang dia inginkan tidak terpenuhi, saat celotehnya belum bisa kupahami, saat kantuknya datang, dan saat merasa bosan, sungguh semuanya menjadi kenangan yang akan aku rindukan di masa nanti, ketika Adiva dewasa, ketika Adiva tak lagi selalu menginginkanku di dekatnya :')

Ya Allah, izinkanlah aku bisa menjadi Mama yang terbaik untuk Adiva, izinkanlah aku bisa menjadi Mama yang penuh kasing sayang, penuh kesabaran, penuh semangat untuk mendampinginya bermain, belajar, tumbuh dan berkembang.. Aamiin YRA



Adiva 1 y 7 m :)